Dafa dan Lulu sedang enak-enak bermain telepon kaleng sembari belajar tentang syarat terjadinya bunyi, lho! Penasaran? Yuk, simak ceritanya!
—
Suatu hari, Dafa dan Lulu sedang bermain berbareng di rumah Lulu. Mereka berdiri berjauhan sembari memegang telepon kaleng nan terbentang.
“Daf, kok bisa sih bunyi Anda terdengar dari kaleng ini? Padahal, posisi kita kan berjauhan.” ucap Lulu sembari memegang ujung telepon kaleng. “Terus, kok bisa ya terdengar bunyi di sekitar kita? Ada bunyi orang berbicara, bunyi kereta api, dan bunyi-bunyi lainnya.” tanya Lulu lagi.
“Bunyi bisa terjadi lantaran memenuhi tiga syarat, ialah kudu ada sumber bunyi, medium perantara, dan penerima bunyi, Lu!” jawab Dafa. “Kamu tahu nggak, jika bunyi itu berasal dari barang nan bergetar?”
“Benda nan bergetar? Contohnya gimana, Daf?”
“Coba deh, Lu, Anda nyanyi sembari pegang leher kamu.”
“Pelangi, pelangi, alangkah indahmu~” Lulu pun menyanyi sembari memegang lehernya. “WAH! Leherku rasanya seperti ada nan bergetar!” seru Lulu.
“Nah, nan bergetar itu pita bunyi kamu, Lu! Contoh sumber bunyi lainnya itu jika Anda main gitar, senarnya juga bergetar lho saat dia berbunyi!” Dafa menimpali.
“Oh, iya! Jadi, bisa kita simpulkan jika bunyi itu berasal dari barang nan bergetar ya, Daf?”
“Benar, Lu!”
“Syarat terjadinya bunyi nan selanjutnya itu adanya medium perantara, Lu! Ketika sumber bunyi bergetar, udara di sekitarnya juga ikut bergetar, lho! Nah, agar bisa bergetar dan merambat sampai ke telinga, perlu adanya medium perantara.” ucap Dafa.
“Contohnya gimana, Daf?”
“Contohnya nih, Lu, saat kita ngobrol biasa gini, Anda bisa dengar suaraku, kan? Itu artinya, bunyi merambat di udara. Medium perantaranya itu udara!”
“Wah, iya juga! Daf, jika kita menyelam dalam air lampau kita bertepuk tangan, kita tetap bisa mendengar bunyi tepuk tangan itu, berfaedah bunyi juga bisa merambat pada unsur cair, ya?” tanya Lulu.
“Benar, Lu! Nah, waktu kita main telepon kaleng tadi, suaraku tetap bisa terdengar jelas meskipun kita berjauhan lantaran bunyi merambat melalui tali alias unsur padat.” jelas Dafa.
“Wah! Itu artinya, bunyi bisa merambat melalui medium cair, padat, dan gas!” ucap Lulu.
“Syarat terjadinya bunyi nan terakhir itu adanya penerima bunyi.” ucap Dafa
“Oh, ini jelas dong, Daf! Supaya tahu ada bunyi, perlu ada pendengar di sekitar sumber bunyi sebagai penerima, kan? Maksudnya, ketika Anda berbicara, getaran bakal merambat melalui medium perantara. Nah, agar tahu apa nan Anda katakan, kudu ada penerima bunyi ialah telinga.” Lulu menganalisis.
“Iya, Lu! Contoh lainnya, nih. Kalau gitar dipetik, agar tahu bunyinya seperti apa, kudu ada penerima bunyi, ialah telingamu.” jelas Dafa.
“Kalau saat kita main telepon kaleng tadi, penerima bunyinya juga telingaku kan, Daf?” tanya Lulu memastikan.
“Benar, Lu!” ucap Dafa.
“Wah, sekarang saya ngerti, Daf! Kegiatan bermain telepon kaleng tadi menunjukkan ke kita adanya syarat terjadinya bunyi. Keren, ya!” ucap Lulu kagum.
“Iya, Lu!” jawab Dafa nan lampau menyodorkan ujung telepon kaleng ke Lulu. “Kalau gitu mari kita main lagi!” Lulu mengangguk senang. Mereka pun lanjut bermain dengan gembira.
Tadi, Dafa dan Lulu sudah belajar tentang syarat terjadinya bunyi, lho! Sekarang, coba jawab pertanyaan ini di kolom komentar:
Berikut ini nan termasuk syarat terjadinya bunyi adalah…
- ada sumber bunyi nan bergetar
- bisa merambat tanpa medium perantara
Biar kalian lebih tahu banyak lagi tentang bunyi, tonton video Dafa Lulu di aplikasi ruangguru, yuk!
Materi oleh: Tiar Sugiarti
Disunting oleh: Agung Aksara Putra