Kesabaran yang Terbatas?

Trending 4 months ago

Sejatinya, kesabaran itu tidak mempunyai batas. Namun, diri kitalah nan mempunyai keterbatasan dalam sabar, ialah saat kita berakhir untuk bersabar. Kesabaran tak terbatas lantaran Allah Ta’ala juga menyediakan pahala tanpa pemisah bagi siapa saja nan mau dan bisa bersabar.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang nan bersabarlah nan dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Sesungguhnya hanya orang-orang nan sabar nan diberi pahala di alambaka tanpa batasan, hitungan, dan kadar. Ini adalah pengagungan terhadap jawaban bagi orang-orang nan sabar dan pahala mereka.

BACA JUGA: Bersabar atas Musibah Kehilangan Anak

Sabar bukan berfaedah lemah

Ketika seseorang memilih untuk bersabar, bukan berfaedah dia lemah tak berdaya, diam, dan tidak melakukan sesuatu. Sebaliknya, sabar adalah sumber kekuatan dan dapat mendatangkan pertolongan Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya nan demikian itu sungguh berat, selain bagi orang-orang nan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Dalam firman-Nya nan lain,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ

“Hai orang-orang nan beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu.” (QS. Al-Baqarah: 153)

BACA JUGA: Pandemi: Kepastian Janji Allah dan Ujian bagi Orang-Orang Sabar

Sabar bukti keimanan

Sungguh menakjubkan keadaan orang nan beriman. Bagaimanapun kondisinya, dia tetap tetap bisa meraih pahala nan banyak dengan kesabaran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan, selain pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka nan demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya, andaikan tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka nan demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa kesabaran merupakan karakter orang beragama dalam firman-Nya,

وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ

“Dan orang-orang nan sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang nan betul (imannya), dan mereka itulah orang-orang nan bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 177)

Orang nan beragama tentu mempunyai sifat sabar nan melekat berbareng dirinya. Inilah bukti kebenaran ketaatan pada dirinya.

Sabar adalah anugerah

Salah satu hidayah terbesar nan Allah Ta’ala berikan adalah kesabaran. Siapa nan meraihnya, maka dia telah mendapatkan kebaikan nan banyak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِنْ عَطَاءٍ خَيْرٌ وَأَوْسَعُ مِنَ الصَّبْرِ

“Tidak ada sebuah hidayah nan lebih baik dan lebih besar bagi seseorang daripada kesabaran.” (HR. Muslim)

Anugerah nan diberikan oleh Allah Ta’ala berupa berkah, rahmat, dan petunjuk-Nya. Hal ini sebagaimana firman-Nya,

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan berikanlah berita ceria kepada orang-orang nan bersabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

“Mereka itulah orang-orang nan mendapatkan berkah nan sempurna dan rahmat dari Rabb mereka (Allah), dan mereka itulah orang-orang nan mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 157)

Sabar kebaikan tingkat tinggi

Sabar merupakan ibadah nan tinggi nilainya di sisi Allah Ta’ala hingga Allah katakan bahwa Ia mencintai dan berbareng orang nan bersabar. Allah Ta’ala berfirman,

وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ

“Dan Allah mencintai orang-orang nan sabar.” (QS. Ali-Imran: 146)

Dalam firman-Nya nan lain,

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang nan sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Tatkala kita memilih untuk berakhir bersabar alias malah tidak mau bersabar, maka seolah-olah kita memutuskan untuk melepas kebersamaan Allah (berupa cinta, rahmat, dan perlindungan-Nya).

Mengasah diri untuk bersabar

Jika kita memandang banyak keistimewaan sabar di atas, semestinya menjadikan seseorang berambisi kuat untuk mengasah diri dalam bersabar. Apalagi Allah Ta’ala sendiri nan memerintahkan hamba-Nya agar senantiasa memupuk dan menguatkan kasabaran.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang nan beriman, bersabarlah kalian, kuatkanlah kesabaran kalian, tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian), dan bertakwalah kepada Allah, agar kalian beruntung.” (QS. Ali-Imran: 200)

Dengan demikian, mengasah diri di atas kesabaran merupakan karakter seorang mukmin dan tanggungjawab bagi kita semua. Maka, bersabarlah dengan kesabaran nan indah.

Semoga tulisan nan sedikit ini menjadi bekal utama bagi kita untuk mengasah dan memupuk diri di atas kesabaran.

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

“Wahai Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan bertawakal diri (kepada-Mu).” (QS. Al-A’raf: 126)

BACA JUGA:

  • Pandemi: Kepastian Janji Allah dan Ujian bagi Orang-Orang Sabar
  • Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu

***

Penulis: Arif Muhammad Nurwijaya

Artikel: www.muslim.or.id

Source muslim.or.id
muslim.or.id