HPV DNA Jadi Metode Baru Deteksi Dini kanker Leher Rahim

Trending 4 months ago

Jakarta, 2 Februari 2023

Hingga saat ini Kanker tetap menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, dimana nyaris 70% kematian kanker terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Pada tahun 2020 tercatat 10.000.000 kematian nan disebabkan oleh kanker.

Di Indonesia, kanker leher rahim dan kanker tetek menjadi dua kanker terbanyak jumlah kasusnya 65.858 alias 16,6% untuk kanker tetek dan 36.633 untuk kanker leher rahim. Sekaligus menjadi penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar kedua dengan perkiraan Rp. 3.5 Triliun.

“30-50% kematian akibat kanker tetap bisa dapat dicegah dengan menghindari aspek resiko dan melakukan penemuan awal secara berkala” kata Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan Dr. Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Kamis (2/2).

Kanker anak juga jadi masalah kesehatan bumi termasuk di Indonesia. Setiap tahunnya diestimasi 400 ribu anak terkena kanker di Dunia. Sementara di Indonesia sebanyak 11 ribu kasus baru kanker pada anak dengan kasus terbanyak adalah leukemia.

Untuk mempercepat Deteksi awal kanker rahim, mulai tahun 2023 Kementerian Kesehatan juga bakal menggunakan Metode HPV DNA, memanfaatkan PCR Test nan sudah dimiliki. Langkah ini merupakan upaya untuk penemuan stadium kanker lebih cepat.

“Langkah ini menemukan lebih awal lagi stadium kankernya dibandingkan IVA, mulai bulan ini piloting di DKI jakarta, mulai diterapkan teknologi terbarunya” ungkap dirjen Maxi.

Pada tahap awal program penemuan dengan DNA HPV dilakukan di Provinsi DKI Jakarta (Sudin Jakarta Pusat, Sudin Jakarta Selatan, Sudin Jakarta Barat, Sudin Jakarta Timur dan Sudin Jakarta Utara) sebanyak 8.000 test. Lokasi DKI Jakarta dipilih dengan pertimbangan, kesiapan sarana dan prasarana nan mendukung, pemerataan SDM, cakupan pemeriksaan IVA relatif lebih baik dan support pemerintah daerah.

Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk penemuan awal tetap diterapkan, khususnya pada usia wanita 30-50 tahun nan sudah pernah melakukan hubungan seksual, dengan interval pemeriksaan setiap 3 tahun sekali untuk memandang adanya tanda kanker pada Leher Rahim.

Untuk kanker tetek dapat melakukan pengecekan dengan metode SADANIS (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis) dan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) setiap bulannya dengan langkah USG nan dilakukan oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan setiap 3 tahun sekali. Penemuan kanker tetek secara awal bisa jadi penanganan lebih sigap dan tepat untuk kesembuhannya. Pelayanan kesehatan masyarakat pun bakal mengupayakan metode ini melangkah dengan baik.

“Harapannya, penanganan nan sigap dan tepat dapat meningkatkan nomor kesembuhan nan tinggi dan mortalitas nan rendah” ujar Dirjen Maxi

Terkait dengan penanganan kanker di akomodasi pelayanan kesehatan adalah pasien bisa datang pada stadium awal. Berdasarkan info di RS kanker Dharmais, untuk kasus kanker tetek saja nan menjalani pengobatan di RS Dharmais, sebanyak 72.3% merupakan kasus dengan stadium lanjut alias 3 ke atas.

Specialist Bedah Surgical Oncologist Konsultan dari RS. Kanker Dharmais dr. Rian Fabian Sofya mengatakan semakin tinggi stadium berbanding terbalik dengan nomor kesintasan. Sementara untuk beban pembiayaan meningkat.

“Untuk pasien stadium 3, tingkat kesintasan (bertahan hidup) 10 tahun kurang dari 50%” ujarnya.

Menurut dr. Rian, selain kesadaran masyarakat untuk melaksanakan SADARI, maka diperlukan training khususnya bagi master umum untuk meningkatkan pengetahuan dan kapabilitas untuk melakukan penemuan awal Kanker

“Pelatihan untuk melakukan tindakan sadanis serta USG, sehingga mereka bisa menentukan juga apakah ini dirujuknya tepat kemana untuk langkah berikutnya” jelasnya.

Peringatan kanker sedunia pada tanggal 4 Februari 2023 ini menjadi momentum peringatan bagi kita Bersama, bahwa kanker tetap jadi masalah di masyarakat. Tema close the gap berfokus pada satukan kata dan langkah dalam penanganan kanker, bersinergi dan bekerja-sama dalam penanggulangan kanker di Indonesia.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid

Source kemkes.go.id
kemkes.go.id