Fatwa: Hadis tentang Mencela Dosa Orang Lain

Trending 8 months ago

Pertanyaan:

Apakah sabda ini sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam nan maknanya:

“Barangsiapa nan mencela saudaranya lantaran suatu dosa, dia tidak bakal meninggal sampai melakukan dosa tersebut.”?

Jawaban:

Alhamdulillah as-shalatu wa as-salamu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi. Amma ba’du,

Sebuah sabda nan diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, At-Thabrani, dan Ibnu Ab Ad-Dunya, dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

من عير أخاه بذنب لم يمت حتى يعمله

“Barangsiapa nan mencela saudaranya lantaran suatu dosa, dia tidak bakal meninggal sampai melakukan dosa tersebut”. (At-Tirmidzi menilai sabda ini dalam derajat “Hasan Gharib”, sedangkan Al-Albani berbicara bahwa sabda ini Maudhu’.)

Para ustadz berkata, “Orang tersebut (yang mencela saudaranya lantaran melakukan dosa -pen.) bakal diberikan ganjaran berupa dosa nan sama nan dia lakukan seperti nan dikerjakan saudaranya andaikan disertai dengan kekaguman bakal keselamatan dirinya dari dosa nan dilakukan oleh saudaranya tersebut.”

Dalam kitab Madarij As-Salikin, Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,

“Celaan Anda atas saudaramu lantaran dosanya adalah perbuatan nan dosanya lebih besar daripada dosa nan dia lakukan. Bahkan, tingkat kemaksiatannya lebih parah. Karena perihal itu menunjukkan bahwa Anda merasa bangga atas ketaatan Anda dan Anda memuji diri Anda untuk itu, dan merasa suci dari dosa-dosa.

Sedangkan saudaramu telah melakukan dosa. Maka bisa saja, hancurnya hati (karena dosa-dosanya) dan apa nan terjadi pada dirinya, dapat menimbulkan sikap rendah diri, memandang dirinya dalam kehinaan, membebaskan dirinya dari sifat merasa lebih baik, kesombongan, dan rasa ‘ujub. Dia berdiri di hadapan Allah sembari menundukkan kepala (sebagai corak penghambaan dan kehinaan) dengan hati nan remuk (tanda penyesalan).

Semua itu adalah lebih berfaedah dan lebih baik baginya daripada emosi bangga diri Anda atas ketaatan nan Anda lakukan. Anggapan Anda bahwa Anda telah banyak melakukan kebaikan, merasa diri berharga, dan merasa bahwa Anda mempunyai kedudukan di sisi Allah dan makhluk-makhluk-Nya nan lain.

Betapa dekatnya orang nan berdosa ini dengan rahmat Allah, dan sungguh dekatnya pula orang nan sombong ini dengan kemurkaan Allah. Karena dosa nan membawa kepada kerendahan hati itu lebih disukai oleh-Nya daripada ketaatan nan berbareng dengan kesombongan.

Seumpama Anda tidur sepanjang malam, dan bangun dengan rasa menyesal (sebab tidak sempat bangun untuk salat malam -pen), itu lebih baik daripada Anda mendirikan salat sepanjang malam dan bangun pada waktu pagi dengan penuh kagum atas diri sendiri.

Tertawanya Anda sembari mengakui kekurangan diri adalah lebih baik daripada Anda menangis dalam keadaan sombong. Rintihan para pendosa lebih disukai oleh Allah daripada tasbih orang-orang nan sombong.”

BACA JUGA:

  • Tidak Membayar Zakat adalah Dosa Besar
  • Menjauhi Dosa Besar

Sumber:

https://www.islamweb.net/ar/fatwa/169979/

***

Penerjemah: Fauzan Hidayat

Artikel: www.muslim.or.id

Source muslim.or.id
muslim.or.id