Dokter Jelaskan Beda Pakai Vaksin DBD Dengvaxia dan Qdenga

Trending 7 months ago
Tes darah sebelum menguji coba vaksin Demam Berdarah Dengue. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bandung - Vaksin nan diharapkan bisa menangkal penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia saat ini tetap terbatas. Sejauh ini menurut master ahli anak di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin alias RSHS Bandung, Djatnika Setiabudi, baru ada dua vaksin DBD nan disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Semua kudu ke master dulu nan mau vaksin dengue,” katanya, Senin, 6 Februari 2023.

Menurut Djatnika, vaksin Dengvaxia nan sudah lama disetujui pemakaiannya oleh Kementerian Kesehatan, diutamakan bagi anak usia 9 hingga 16 tahun. Vaksinasinya dilakukan sebanyak tiga kali dengan interval alias jarak per enam bulan sekali. “Vaksin itu sangat dianjurkan alias diwajibkan kepada nan sudah terkena jangkitan dengue sebelumnya,” ujar dia.

Baca juga: DBD 2022 di Jawa Barat, Jumlah Kasus Tinggi di Awal Tahun

Karena itu, penerima vaksin kudu disaring dulu. Caranya dari riwayat medis nan menyatakan seseorang pernah terinfeksi dengue, alias pemeriksaan Immunoglobulin G alias IgG. “Kalau belum pernah kena DBD terus divaksin, dikhawatirkan vaksin nan pertama itu dianggap sebagai jangkitan nan pertama kali,” katanya.

Sedangkan pada vaksin kedua alias nan terbaru ialah Qdenga, syarat dan ketentuan seperti pada vaksin lama tidak berlaku. “Vaksin ini bisa diberikan kepada nan sudah pernah kena dengue alias nan belum kena,” ujar Djatnika. Peruntukannya bagi usia 6-45 tahun dengan waktu pemberian vaksin sebanyak dua kali dengan interval tiga bulan.

Sampai sekarang, menurutnya, penggunaan vaksin dengue terbaru itu tetap berproses di Kementerian Kesehatan dan dievaluasi oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). “Itu sedang dibahas. Biasanya juga kami dokter-dokter anak tetap menunggu rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),” kata Djtanika.

Soal efikasi alias keampuhan kedua vaksin dengue tersebut, menurutnya, berkisar 60 sampai 80-an persen. Vaksin dengue itu, kata Djatnika, kudu mengandung virus nan dilemahkan dari empat serotipe nan ada di Indonesia, mulai dari DEN 1 hingga DEN 4.  “Efikasi vaksin tidak sama pada setiap serotipe.” ujarnya.

Dia mencontohkan ada vaksin nan efikasinya sangat rendah untuk serotipe kedua, namun sebaliknya pada vaksin lain. Adapun kontra indikasi vaksin dengue ialah pada anak alias orang nan kekebalan tubuhnya rendah lantaran penyakit alias konsumsi obat. “Kemudian ibu mengandung dan menyusui tidak boleh,” kata Djatnika. Pun bagi nan punya riwayat alergi terhadap vaksin nan sama sebelumnya serta orang dengan HIV.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan buletin pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.






6 jam lalu

2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Dinkes Imbau Setop Beri Obat Sirop untuk Sementara

Kementerian Kesehatan RI mengungkap temuan dua kasus baru Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di DKI Jakarta pada awal tahun 2023. Dua kasus tersebut dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.


6 jam lalu

Kasus Gagal Ginjal Akut Kembali Muncul, Komisi IX DPR Tagih Tanggung Jawab BPOM

DPR meminta BPOM bertanggung jawab atas kembali munculnya kasus kandas ginjal akut pada anak.


9 jam lalu

2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Satu Pasien Meninggal Usai Konsumsi Praxion

Satu kasus nan terkonfirmasi kandas ginjal akut alias Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) di Jakarta dialami anak berumur 1 tahun.


10 jam lalu

Data Terbaru Gagal Ginjal Akut Pada Anak: 326 Kasus, 204 Korban Meninggal

Dua kasus baru kandas ginjal akut ditemukan di DKI Jakarta, Kemenkes merilis info terbaru kasus tersebut.


11 jam lalu

Kasus Baru Gagal Ginjal Akut, Kemenkes Pastikan Obat Sirup nan Diduga Jadi Penyebabnya Sudah Ditarik

Kemenkes menyebut satu korban baru kandas ginjal akut pada anak mengonsumsi obat sirup penurun demam merk Praxion.


11 jam lalu

Ditemukan 2 Kasus Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Kemenkes Terbitkan Surat Kewaspadaan

Dua kasus kandas ginjal akut di Jakarta telah ditemukan. Kementerian Kesehatan mengeluarkan surat kewaspadaan untuk Dinas Kesehatan.


11 jam lalu

Kasus Baru Gagal Ginjal Akut Pada Anak, Kemenkes: 1 Terkonfirmasi, 1 Suspek

Kementerian Kesehatan menyatakan baru satu kasus baru kandas ginjal akut nan terkonfirmasi. Satu kasus lainnya tetap dalam status suspek.


12 jam lalu

Waspada Lagi Gangguan Ginjal Akut, 1 Anak Meninggal di Jakarta

BPOM sudah mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan pengedaran obat nan dikonsumsi dua pasien anak gangguan ginjal akut itu.


12 jam lalu

Kasus Gagal Ginjal Akut Bertambah 2, Begini Kronologinya

Kementerian Kesehatan memaparkan kronologi bertambahnya korban kandas ginjal akut. Dua kasus baru ditemukan di Jakarta dengan satu korban meninggal.


5 hari lalu

Mengenal 3 Jenis Jamu nan Perlu Anda Ketahui

Jamu adalah obat tradisional nan dibuat cengkir bahan akar, bahan hewan, bunga, kulit kayu, dan daun.


Source tempo.co
tempo.co