Doa Nabi Daud ‘alaihis salam

Trending 4 months ago

Di antara senjata utama para nabi dalam berceramah adalah berdoa, salah satunya adalah angan Nabi Daud ‘alaihis salam. Karena mereka adalah manusia nan paling memahami bahwa angan adalah perintah utama dari Allah ‘Azza Wajalla. Dialah nan bisa menyelesaikan urusan mereka. Dialah satu-satunya nan bisa menolong mereka melawan musuh-musuh Islam. Begitu seterusnya. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan andaikan hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang nan bermohon andaikan dia memohon kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beragama kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Ibnu Jarir At-Thabari rahimahullahu menjelaskan,

وإذا سألك يا محمد عبادي عني: أين أنا؟ فإني قريبٌ منهم، أسمع دعاءهم، وأجيب دعوة الداعي منهم

“(Yakni) jika ada nan bertanya kepadamu wahai Muhammad tentangku, ‘Di mana Aku?’ Maka, jawablah bahwa saya dekat dengan mereka. Aku mendengarkan angan mereka. Dan Aku mengabulkan pinta mereka.” (Tafsir At-Thabari, 3: 222)

Allah ‘Azza Wajalla juga berfirman,

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

“Atau siapakah nan memperkenankan (doa) orang nan dalam kesulitan andaikan dia bermohon kepada-Nya, dan nan menghilangkan kesusahan dan nan menjadikan Anda (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah Anda mengingat-(Nya).” (QS. An-Naml: 62)

Begitu pun Nabi Daud ‘alaihissalam juga bertawakal sepenuhnya kepada Allah tatkala berhadapan dengan Jalut dan tentaranya dengan berdoa,

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 250)

Allah ‘Azza Wajalla menggunakan kata “أفرغ”  nan notabene dipakai untuk kata kerja air dalam rangka menyerupakan karunia kesabaran sebagaimana ketika air disiramkan ke tubuh. Terjangkaulah seluruh bagian tubuh, nan luar maupun dalamnya. Syekh Az-Zuhaily rahimahullahu menjelaskan,

فيه استعارة تمثيلية، فقد شبه حالهم والله تعالى يفيض عليهم بالصبر، بحال الماء الذي يصب على الجسم كله

“Dalam ayat ini terdapat corak isti’arah tamtsiliah [1], nan mana Allah menyerupakan kondisi mereka (orang beriman) dengan dicurahkan kesabaran kepada hati mereka sebagaimana kondisi air nan dituangkan ke tubuh.”

Selain kesabaran, Nabi Daud ‘alaihissalam juga memohon kepada Allah bakal diteguhkannya kaki beliau dan kaumnya tatkala berhadapan dengan pasukan musuh. Dan keteguhan demikian ini tidaklah dimiliki, selain orang-orang nan hatinya telah kukuh di atas keimanan.

Syekh As Sa’diy rahimahullahu mengatakan,

وثبت أقدامنا عن التزلزل والفرار، وانصرنا على القوم الكافرين

“(Yang dimaksud dengan kekukuhan pendirian) adalah semoga Allah tetapkan pendirian kami dari goyah dan melarikan diri dan menangkan kami dari melawan orang-orang kafir.” (Tafsir As-Sa’diy, hal. 108)

Itulah sedikit tentang angan Nabi Daud ‘alaihis salam. Wallahu a’lam

Baca juga: Doa Penutup Majelis

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.
Artikel: Muslim.or.id

Catatan kaki:

[1] nan dimaksud dengan isti’arah tamtsiliah adalah,

تركيبٌ استُعْمِلَ في غير ما وُضِعَ له لِعلاَقَةِ المشابَهةِ مَعَ قَرينَةٍ مَانِعةٍ مِنْ إِرادةِ مَعْناهُ الأَصْليِّ

“Padanan kata nan digunakan tidak sebagaimana asalnya lantaran ada unsur keserupaan disertai indikasi nan mendukung untuk tidak dibawa ke makna original tersebut.”

Seperti pada kasus ayat di atas, tercurahnya kesabaran tidak dimaknai dengan makna original bahwa tercurah hanya unik untuk air.

Source muslim.or.id
muslim.or.id