Menuntut pengetahuan adalah salah satu hukum Islam nan paling agung. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama mengabarkan pahalanya dalam salah satu sabda beliau,
مَن سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فيه عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ له به طَرِيقًا إلى الجَنَّةِ
“Barangsiapa nan melangkah menuntut ilmu, maka Allah bakal mudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)
Dengan kemuliaan sedemikian besar, tidaklah seseorang sukses menapaki tangga-tangga ilmu, selain dengan senantiasa memohon curahan taufik dari Allah ‘Azza Wajalla. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
واللَّهِ لَوْلَا اللَّهُ ما اهْتَدَيْنَا، ولَا صُمْنَا ولَا صَلَّيْنَا
“Demi Allah, kalaulah bukan lantaran pertolongan Allah, niscaya kita tidak bakal mendapat petunjuk, tidak bisa berpuasa, dan tidak bisa menegakkan salat.” (HR. Bukhari no. 6620)
Oleh karenanya, penuntut pengetahuan kudu mengiringi langkahnya belajar dengan doa. Dan di antara doa-doa nan berangkaian dengan pengetahuan nan termaktub dalam Al-Qur’an dan sunah adalah:
Membaca basmalah
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَقُضِيَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرُّهُ
“Jika kalian mendatangi istri kalian, maka bacalah, ‘Bismillah allahumma jannibna asy-syaithaana wajannib asy-syaithaana maa razaqtanaa.’ Jika Allah takdirkan lahir anak darinya, maka tidak ada satu pun nan bisa mencelakainya.” (HR. Bukhari no. 141 dan Muslim no. 1434)
Imam Bukhari rahimahullahu meletakkan sabda ini di bawah pembahasan ‘Pasal disyariatkannya membaca tasmiah sebelum mengerjakan sesuatu dan mendatangi istri’. Beliau berkesimpulan secara umum (di luar redaksi sabda nan terbatas pada kondisi mendatangi istri, -pen) dengan dugaan bahwa jika membaca tasmiah disunahkan untuk perkara jimak, maka perkara lain nan di atasnya bakal lebih utama untuk dimulai dengan menyebut nama Allah.
Ibnu Hajar rahimahullahu mengatakan,
وليس العموم ظاهرا من الحديث الذي أورده، لكن يستفاد من باب الأولى؛ لأنه إذا شرع في حالة الجماع، وهي مما أمر فيه بالصمت؛ فغيره أولى
“Kesimpulan umum demikian tidaklah secara definitif tampak di dalam sabda nan beliau (Imam Bukhari) kemukakan. Akan tetapi, disimpulkan dengan norma min baabil aulaa. Karena jika menyebut nama Allah disunahkan sebelum memulai hubungan suami istri nan notabene dikerjakan diam-diam, maka perkara lain lebih utama untuk dimulai dengan menyebut nama Allah.” (Fath Al-Bari, 1: 242)
BACA JUGA: Teks Khotbah Jumat: Tiga Orang nan Doanya Mustajab
Meminta tambahan ilmu
Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Dan katakanlah, ‘Ya Rabbi berilah saya tambahan ilmu’.” (QS. Thaha: 144)
Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullahu menjelaskan,
ولما كانت عجلته صلى الله عليه وسلم على تلقف الوحي ومبادرته إليه تدل على محبته التامة للعلم وحرصه عليه أمره الله تعالى أن يسأله زيادة العلم فإن العلم خير وكثرة الخير مطلوبة وهي من الله والطريق إليها الاجتهاد والشوق للعلم وسؤال الله والاستعانة به والافتقار إليه في كل وقت
“Di dalam bersegeranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallama terhadap pengetahuan nan menunjukkan kecintaan beliau terhadap ilmu, Allah ‘Azza Wajalla memerintahkan agar beliau meminta tambahan ilmu. Karena pengetahuan adalah kebaikan dan memperbanyak kebaikan adalah perihal nan diharapkan. Tidaklah perihal tersebut, selain dari Allah. Jalan untuk mendapatkannya adalah dengan bersungguh-sungguh, cinta dengan ilmu, meminta kepada Allah, dan senantiasa butuh kepada-Nya di setiap waktu.” (Tafsir As-Sa’diy 514)
BACA JUGA: Doa Sebelum Tidur
Meminta pengetahuan nan bermanfaat
Selain tambahan ilmu, nan paling krusial dari nan semestinya diminta oleh seorang pelajar adalah kebermanfaatan pengetahuan nan dia peroleh. Doa nan diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama,
للَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي، وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي، وَزِدْنِي عِلْمًا
“Ya Allah, berilah faedah atas pengetahuan nan Engkau berikan kepadaku, ajarkanlah pengetahuan nan berfaedah untukku, dan tambahkanlah pengetahuan untukku.” (HR. Tirmidzi no. 3599)
Berlindung dari pengetahuan nan tidak bermanfaat
Meminta perlindungan kepada Allah ‘Azza Wajalla dari pengetahuan nan tidak berfaedah juga hendaknya dilakukan oleh setiap pelajar. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama mengajarkan doa,
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بكَ مِن عِلْمٍ لا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لا يُسْتَجَابُ لَهَا
“Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari pengetahuan nan tidak bermanfaat, dari hati nan tidak khusyuk, dari jiwa nan tidak pernah puas, dan dari angan nan tidak terkabulkan.” (HR. Muslim no. 2722)
Waktu memanjatkan doa
Penyebutan riwayat-riwayat di atas perihal angan nan berangkaian dengan pengetahuan tidak menunjukkan pembatasan waktu dalam berdoa. Maka, seorang muslim hendaknya memperbanyak doa-doa tersebut (kecuali tasmiah nan memang dianjurkan setiap memulai kebaikan) di waktu-waktu nan angan seorang hamba diijabah oleh Allah dan alias ketika hendak memulai pelajaran. Wallahu Ta’ala a’lam
BACA JUGA:
- Doa Setelah Azan
- Doa Untuk Orang nan Sakit
***
Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.
Artikel: www.muslim.or.id