Definisi Akulturasi dan Asimilasi Beserta Contoh | IPS Terpadu Kelas 4 - aslisunda.com

Puti baru tahu jika rupanya budaya itu bisa dicampur, lho! Yuk, kita baca cerita Puti, Cika, dan Koko Cika membahas akulturasi dan asimilasi!

—

Siang itu, Puti melangkah menuju rumah Cika untuk mengajaknya bermain. Namun, dia berjumpa Cika dan Kokonya dalam perjalanan.

“Cik!” sapa Puti.

“Puti, Anda mau kemana?” tanya Cika.

“Tadinya saya mau ajak Anda bermain, tapi sepertinya Anda mau pergi berbareng Kokomu. Hai, Koko!” jawab Puti nan juga menyapa Koko Cika.

“Iya nih, Put. Aku dan Koko ada aktivitas keagamaan.”

“Oh, begitu. Ngomong-ngomong, baju Koko mirip deh sama baju Abi,” kata Puti saat memandang ke arah Koko Cika.

“Oh, ya? Pasti Abi Anda menggunakan baju koko, deh. Itu berasal dari percampuran budaya, loh,” jawab Koko Cika.

“Percampuran budaya gimana, Ko?” Puti mengernyitkan dahinya.

“Jadi, percampuran budaya itu ada dua jenis, ialah akulturasi dan asimilasi,” jelas Koko. “Kebudayaan itu kan artinya segala sesuatu nan dihasilkan dari manusia. Salah satu bentuknya berupa kebudayaan bentuk alias nan bisa dilihat, misalnya gedung dan pakaian.” 

Puti menganggukkan kepalanya.

“Nah, setiap golongan masyarakat mempunyai kebudayaan masing-masing. Namun, saat ada kebudayaan baru masuk ke suatu kelompok, terjadi percampuran kebudayaan. Inilah nan disebut sebagai asimilasi dan akulturasi,” lanjutnya.

“Terus, bedanya apa?” tanya Puti.

“Akulturasi adalah gabungan dua alias lebih kebudayaan nan berbeda dan saling memengaruhi tanpa menghilangkan karakter unik masing-masing, contohnya Candi Borobudur. Ternyata, candi tersebut adalah hasil akulturasi antara kebudayaan Buddha dan kebudayaan original Indonesia,” Koko menjelaskan.

“Bagian akulturasinya di mana?” Puti semakin penasaran.

Baca juga: Simak, Macam-Macam Keberagaman Budaya nan Ada di Indonesia!

“Koko pernah bilang ke aku, jika Anda lihat, pada Candi Borobudur terdapat patung dan stupa nan merupakan kebudayaan original Buddha. Selain itu, ada juga punden berundak, ialah arsitektur gedung unik Nusantara nan bentuknya bertingkat-tingkat. Sehingga, dua kebudayaan ini kemudian menyatu tanpa menghilangkan karakter khasnya masing-masing,” kata Cika sembari mengingat-ingat.

“Sementara itu, asimilasi adalah penggabungan dua kebudayaan nan kemudian membentuk budaya baru. Baju koko adalah salah satu hasil asimilasi antara kebudayaan Cina dan Indonesia,” jelas Koko.

“Memangnya, baju koko itu berasal dari mana?” tanya Puti.

Baca juga: Apa Penyebab Keberagaman Budaya di Indonesia?

“Setelah ditelusuri, asal-usul baju koko adalah baju tui-khim dari Cina, nan biasanya digunakan oleh laki-laki keturunan Cina alias disebut engkoh. Saat masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menggunakan baju ini dan menciptakan kebudayaan baru ialah baju koko. Bahkan, baju koko terus mengalami modifikasi.”

“Keren banget, ya! Aku jadi tau deh tentang akulturasi dan asimilasi beserta contohnya. Terima kasih, Koko dan Cika,” ujar Puti kagum.

“Sama-sama, Puti,” balas Koko dan Cika bersamaan.

“Sepertinya, saya sudah terlalu lama berbincang sama kalian, deh. Padahal, kalian kan mau pergi. Maaf, ya.”

“Maaf juga ya, Puti. Hari ini saya belum bisa bermain berbareng kamu,” ucap Cika.

“Gak apa-apa, Cik! Kita tetap bisa main lain kali. Kalau gitu, saya mau ke tempat Made dulu, ya. Sampai jumpa!” salam Puti.

Mereka pun pergi ke tujuannya masing-masing.

Kira-kira, apa contoh hasil akulturasi alias asimilasi nan pernah Anda lihat? Yuk, tulis jawabanmu di kolom komentar. Download juga aplikasi Ruangguru untuk tahu keseruan lainnya berbareng Dafa Lulu dan teman-teman, ya!

Materi oleh: Bagja Riyanto

Disunting oleh: Agung Aksara Putra