Jakarta – Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Edilburga Wulan Saptandari, mengatakan penculikan anak bisa menjadi pengalaman traumatis bagi korban. Sebab, penculikan merupakan pengalaman tidak menyenangkan nan bisa memunculkan emosi tidak nyaman, syok, cemas, tidak berdaya, apalagi depresi.
“Penculikan ini menjadi traumatic event bagi anak. Lalu, apakah menyebabkan trauma alias tidak, ini tidak bisa didiagnosis begitu saja namun perlu pemeriksaan lebih mendalam,” tuturnya, dalam laman UGM.
Selain itu, menurut Edilburga, perlu dilihat kasus per kasus. Perlakuan selama penculikan bisa memengaruhi muncul tidaknya trauma pada anak korban penculikan. Misalnya penculik melakukan tindak kekerasan baik bentuk maupun seksual serta perlakuan jelek lainnya, anak korban penculikan bisa lebih rentan mengalami trauma. Hal berbeda bakal muncul pada anak korban penculikan nan diperlakukan dengan baik selama penculikan.
Lantas gimana agar terhindar dari penculikan, Edilburga membagikan sejumlah tips. Berikut tips mencegah penculikan anak dari master UGM:
1. Orang Tua Beri Tahu Anak Ketika Berhadapan dengan Orang Asing
Orang tua perlu membekali anak dengan pengetahuan gimana saat berhadapan dengan orang asing. Anak diberikan pemahaman untuk tidak sembarangan berbicara, tidak mudah percaya, tidak mudah terbujuk dengan iming-iming pemberian orang lain, serta bisa menolak rayuan orang nan tidak dikenal.
2. Orang Tua Ajari Anak Cara Lindungi Diri
Orang tua juga perlu mengajari anak tentang langkah melindungi diri sendiri seperti belajar bela diri. Selain itu saat berhadapan dengan orang asing nan mencurigakan ataupun ketika terpisah dari keluarga, anak diajarkan untuk berteriak meminta tolong serta mencari support pertolongan pada orang nan tepat.
“Beri pengertian saat meminta tolong pada orang berseragam seperti satpam alias tenaga kerja toko nan besar kemungkinannya memberikan bantuan,” kata pengajar Fakultas Psikologi UGM ini.
3. Bantu Anak Kenali Identitas Diri
Bantu anak dalam mengenali identitas diri. Anak diajari untuk mengingat namanya, orang tua, alamat rumah, serta nomor telepon orang tua.
4. Anak Dibiasakan Selalu Izin Orang Tua
Edilburga menambahkan, anak-anak juga perlu dibiasakan untuk selalu minta izin kepada orang tua dalam melakukan sesuatu. Selain sebagai corak pengawasan, meminta izin juga membantu anak dalam memahami hal-hal nan boleh dan tidak boleh dilakukan.
Dengan terbiasa minta izin, saat ada orang asing nan memberikan sesuatu alias membujuk pergi, anak-anak bakal terbiasa meminta izin alias konfirmasi terlebih dulu kepada orang tuanya.
5. Orang Tua Beri Literasi Keamanan Bermedia Sosial
Tak hanya itu, orang tua juga perlu memberikan literasi pada anak mengenai keamanan dalam bermedia sosial. Anak diberikan pengertian untuk tidak membagikan info pribadi di media sosial.
“Kasus penculikan secara tidak langsung, tidak jarang juga berasal dari media sosial alias bermain game nan rentan terjadi terutama pada anak praremaja dan remaja sehingga perlu diberikan pendidikan mengenai keamanan siber,” tuturnya.
Isu penculikan anak yang beredar di media sosial ramai terjadi di Bekasi, Depok, Cakung, Jakarta Timur, hingga Sorong, Papua Barat Daya. Polisi memastikan rumor penculikan anak tersebut hoaks.
Sumber: detik.com
Post Views: 21