Gangguan menstruasi nan umum terjadi biasanya menandakan sesuatu perihal dalam organ reproduksi. Berat alias ringan, baiknya perihal tersebut tak disepelekan.
Beberapa wanita hanya merasa kurang nyaman tanpa terasa sakit nan tajam saat sedang menstruasi. Meski demikian, Bunda kudu waspada.
Penyakit mengenai reproduksi wanita nan membahayakan kesehatan secara keseluruhan mungkin saja terjadi di dalam tubuh Bunda. Karenanya, segera konsultasikan ke master andaikan mendapati gejala-gejala tertentu.
Seperti apa gangguan menstruasi nan umum terjadi dan gimana langkah mengatasinya?
Gangguan menstruasi pada wanita
Mengutip dari Healthy Women, gangguan menstruasi merupakan indikasi bentuk dan/atau emosional nan mengganggu sebelum serta selama menstruasi, termasuk pendarahan hebat, terlambat haid, dan perubahan suasana hati nan tidak terkendali.
Beberapa wanita melewati periode bulanan dengan mudah apalagi hanya sedikit alias tanpa kekhawatiran. Menstruasi datang seperti jarum jam, mulai dan berakhir pada waktu nan nyaris sama setiap bulan, menyebabkan ketidaknyamanan.
Pada beberapa kasus, wanita bisa mengalami sejumlah indikasi bentuk alias emosional sebelum dan selama menstruasi nan mengganggu kehidupannya. Entah itu rasa sakit nan luar biasa alias mood swing.
Tipe gangguan menstruasi
1. Pendarahan menstruasi nan berat
1 dari 5 wanita mengeluarkan banyak darah selama menstruasi sehingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Pendarahan dianggap berat jika mengganggu aktivitas normal.
Darah nan keluar selama periode menstruasi normal itu sekitar 5 sendok makan. Jika Bunda mengalami pendarahan menstruasi nan berat, Bunda mungkin mengalami pendarahan sebanyak 10 hingga 25 kali lipat dari jumlah tersebut setiap bulan.
Bunda juga kudu mengganti pembalut setiap jam, misalnya, tiga alias empat kali sehari. Pendarahan menstruasi nan berat dapat terjadi pada beragam tahap kehidupan, selama masa remaja ketika Bunda pertama kali mulai menstruasi dan di usia akhir 40-an alias awal 50-an, saat mendekati menopause.
Perdarahan menstruasi nan berat dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, kelainan struktural pada rahim, seperti polip alias fibroid, dan kondisi medis lainnya.
2. Amenorea
Bunda mungkin juga pernah mengalami masalah sebaliknya, ialah tidak ada periode menstruasi sama sekali dalam satu bulan. Kondisi ini disebut amenorea alias tidak adanya menstruasi normal nan terjadi dalam satu bulan.
Terdapat dua jenis amenorea:
1. Amenorea primer
Ini dapat didiagnosis jika Bunda belum menstruasi saat berumur 16 tahun. Ini biasanya disebabkan oleh beberapa masalah pada sistem endokrin nan mengatur hormon.
Terkadang perihal ini disebabkan oleh berat badan rendah nan mengenai dengan gangguan makan, olahraga berlebihan, alias obat-obatan. Kondisi medis ini juga dapat disebabkan oleh beberapa perihal lain, seperti masalah pada indung telur, area otak nan disebut hipotalamus, alias kelainan genetik.
2. Amenorea sekunder
Amenorea sekunder dapat didiagnosis jika Bunda mengalami menstruasi teratur tapi tiba-tiba berakhir selama tiga bulan alias lebih. Ini bisa disebabkan oleh masalah nan memengaruhi kadar estrogen, termasuk stres, penurunan berat badan, olahraga, alias penyakit.
Selain itu, masalah nan memengaruhi kelenjar hipofisis (seperti peningkatan kadar hormon prolaktin) alias tiroid (termasuk hipertiroidisme alias hipotiroidisme) dapat menyebabkan amenore sekunder.
Kondisi ini juga dapat terjadi jika pernah mengalami kista ovarium alias ovarium diangkat melalui pembedahan.
3. Kram menstruasi nan parah (dismenore)
Kebanyakan wanita pernah mengalami kram menstruasi sebelum alias selama menstruasi dalam hidupnya. Bagi sebagian orang, ini bagian dari 'tamu bulanan'. Namun jika Bunda mengalami kram nan sangat menyakitkan dan terus-menerus, ini disebut dismenore.
Dismenore adalah nyeri akibat kram menstruasi disebabkan oleh kontraksi rahim. Pemicunya adalah prostaglandin, unsur mirip hormon nan diproduksi oleh sel lapisan rahim dan beredar di aliran darah.
Jika Bunda mengalami nyeri menstruasi nan parah mungkin hingga diare alias terkadang merasa mau pingsan, itu lantaran prostaglandin mempercepat kontraksi di usus. Hal tersebut bisa mengakibatkan diare, menurunkan tekanan darah, dan menyebabkan pusing.
4. Premenstrual syndrome (PMS)
PMS adalah istilah nan biasa digunakan untuk menggambarkan beragam macam indikasi bentuk dan psikologis nan berasosiasi dengan siklus menstruasi. Sekitar 30% sampai 40% wanita mengalami indikasi nan cukup parah hingga mengganggu style hidupnya.
Gejala PMS lebih parah dan mengganggu daripada pramenstruasi ringan nan dialami oleh 75% wanita. Ada lebih dari 150 indikasi PMS nan parah, paling umum depresi.
Gejala biasanya berkembang sekitar 5 hingga 7 hari sebelum menstruasi dan menghilang begitu menstruasi dimulai.
PMS tampaknya disebabkan oleh naik-turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Ini dapat memengaruhi unsur kimia otak, termasuk serotonin, unsur nan mempunyai pengaruh kuat pada suasana hati.
5. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)
Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) adalah gangguan pramenstruasi jauh lebih parah daripada PMS. Wanita nan mengalami PMDD (sekitar 3% sampai 8%) mengatakan perihal itu sangat mengganggu kehidupan.
Para mahir menyamakan antara PMS dan PMDD dengan perbedaan antara sakit kepala tegang ringan dan migrain. Gejala PMDD nan paling umum adalah peningkatan amarah, kecemasan, dan perubahan suasana hati.
Wanita nan mempunyai riwayat depresi berat, depresi pascamelahirkan, alias gangguan mood berisiko lebih tinggi terkena PMDD dibandingkan lainnya. Gejala mengenai PMDD (baik emosional maupun fisik) berkarakter siklus.
Ketika seorang wanita mulai menstruasi, gejalanya bisa mereda dalam beberapa hari. Gejala mengenai depresi dapat memperkuat selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, alias bertahun-tahun.
6. Oligomenore
Oligomenore adalah salah satu tanda gangguan menstruasi. Jika Bunda mengalami menstruasi nan tidak teratur, mungkin Bunda mengalami Oligomenore.
Mengutip dari WebMed dan Healthline, Bunda nan sering terlambat menstruasi alias jarang menstruasi setiap bulan bisa saja mengalami oligomenore. Ini suatu kondisi di mana menstruasi sering datang terlambat setiap bulan dan tidak teratur.
Menstruasi biasanya terjadi setiap 21 hingga 35 hari. Seorang wanita nan secara teratur tidak menstruasi lebih dari 35 hari dapat didiagnosis oligomenore.
Diagnosis juga termasuk oligomenore jika Bunda telat menstruasi lebih dari 90 hari tapi tidak hamil. Ini bisa berfaedah Bunda hanya mengalami empat hingga sembilan kali menstruasi setiap tahun.
Oligomenore terjadi pada sekitar 13,2% populasi umum. Jumlah ini meningkat menjadi 20% di antara wanita dengan masalah kesuburan nan ada.
Meskipun tidak rawan tapi bisa mempengaruhi kesuburan Bunda, terutama bagi nan berencana hamil. Untuk itu, Bunda dianjurkan mengonsultasikannya ke master jika sering mengalami telat haid.
7. Menorrhagia
Jika Bunda sering menstruasi lebih dari seminggu mungkin mengalami menorrhagia. Menorrhagia merupakan istilah medis nan menggambarkan perdarahan berat saat menstruasi, umumnya lebih dari satu minggu.
Jangan disepelekan ya, Bunda. Ini bisa menjadi tanda adanya kondisi kesehatan tertentu nan mungkin butuh pengobatan medis.
Itulah 7 gangguan menstruasi nan umum terjadi. Jika dirasa sangat mengganggu, jangan ragu untuk konsultasi ke master ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fia/fia)